Friday, June 22, 2012

HIV


DEFENISI

            HIV ( Human immunodeficiency virus ) adalah nama golongan retrovirus penyebab AIDS. HIV menggantikan nama virus terdahulu yaitu LAV ( Lymphadenopathy Associated Virus ) yang di temukan oleh L. Montagnier dari perancis dan HTLV-III (Human T – Lymphotropic Virus type III) di temukan oleh R. Gallo, dari Amerika Serikat. Masih ada jenis virus lainnya yang dapat menyababkan rusaknya system kekebalan manusia. Semua jenis virus tersebut termasuk HIV.
            AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) di maksudkan baik berupa kumpilan gejala penyakit (syndrome) spesifik yang disebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh maupun spectrum keseluruhan masalah kesakitan yang berkaitan dengan infeksi HIV.
            HIV infected persons (para pengidap infeksi HIV) adalah semua orang yang terinfeksi oleh HIV tanpa gejala klinik, yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan antibody terhadap HIV, biasanya dengan tes ELISA (Enzym-linked immuno sorbent assay) dan konfirmasi dengan immunoblot (Western blot) atau isolasi antigen/virusnya sendiri.

 PENATALAKSANAAN / PENGOBTAN

            Untuk merawat penderita AIDS diperlikan satu tim, yang yang terdiri dari : (Penny R, 1987)
1.     Dokter umum
2.    Dokter spesialis/ ahli imunologi klinis, ahli endoskopi, ahli mikrobiologi, ahli penyakit kelamin dan penyakit jiwa.
3.    Profesi kesehatan lainnya ( counselor, perawat, psikolog dll)
Yang penting diperhatikan adalah :
1.     Konfirmasi adanya antibody HIV, mempelajari status immunologis penderita, data-data infeksi oportunisik yang terjadi, dan dat-data keganasan yang ada (neoplasma)
2.    Status neuropsikiatris penderita
3.    Melaksankan counseliling
4.    Melaksanakan penyuluhan kesehatan
INDIKASI RAWAT
      Penderita kelompok I dan II umumnya tidak memerlukan rawat tinggal dirumah sakit. Perawatan di rumah sakit hanya diberikan pada kelompok dengan infeksi oportunistik berat. Penderita ini biasanya dalam keadaan status imunologis yang buruk pula, sehingga sangat rentan terhadap infeksi. Kelompok ini memerlukan isolasi untuk menjaga kemungkinan timbulnya infeksi sekunder.
DASAR – DASAR PENGOBATAN
1.     Terhadap etiologi
Meningkatnya pengetahuan tentang etiologi AIDS, dan segala segi yang menyangkut HIV dalam kaitannya dengan pengobatab rupa-rupanya tidak menunjukkan hal yang menggembirakan(Voldberding P.A. 1988). Beberapa obat telah dicoba antara lain (Yarchoan R, 1987, Fischl M.A. et al, 1987, De Wolf F, et al 1988).
a.    Zidovudine (Azidothymidine), yang mempunyai efek mempengaruhi proses replikasi virus. Dosis : 1.0 – 1.5 gr/hari, dalam dosis terbagi, akan memberikan hasil ;
·         Menurunkan atau mengurangi infeksi oprtunistik
·         Menurunkan titer semua anti HIV p24
·         Meningkatkan jumlah CD4
·         Memperbaiki reaksi hipersensititas lambat
·         Memperpanjang masa hidup (survival rate)
Yarchoan R dkk (1987). Mencoba pada 19 penderita AIDS, dengan cara :
·         2 minggu pemberian I.V, disusul oral (dosis 2xIV)
·         Dosis dipertahankan dengan memberikan 5 mg (IV) atau 10 mg oral, setiap 4 minggu.

Efek samping (Richman D.D, et al 1987)
·         Supresi sumsum tulang
·         Nausea
·         Mialgia
·         Insomnia
·         Sakit kepala
De Wolf F. et al (1988), memberikan Zydovudine dosis kecil pada HIV antigenemia lama dengan hasil baik
b.    Suramin, HPA 23, Ribavirin, terbukti menghambat replikasi virus.
c.    Foscarnet, masih dalam tahap penelitian
2.    Terhadap infeksi sekunder
Pada umumnya penderita AIDS menderita infeksi berat, multiple dan berulang. Respon pengobatan sering kali buruk, karena adanya strain yang resisten. Pada awalnya menunjukkan respon yang baik, tapi kemudian tidask diperlukan sehingga pemilihan kembali antibiotika/kemoterapeutika lainnya yang sensitive.
Jenis – jenis mikroba yang meninbulkan infeksi sekunder adalah : protozoa, jamur, virus dan bacteria.
Infeksi protozoa
Yang terpenting adalah : pneumocystis carinii, toxoplasma dan cryptosporidium.
Eumocystis carinii, penyebab pneumonia (pneumocystis carinii pneumonia/PCP)
Pengobatan :
·         Pentamidine (IV), diberikan selama 14hari. Efek sampiing berupa nausea, diare, hipotensi, hipogelikemia  dan ggangguan fungsi ginjal.
·         Co trimoxzole (IV/oral). Biasanya untuk kasus yang lebih ringan. Efek sampiing adalah skinrash, nausea, vomiting dan sitopenia.

No comments:

Post a Comment