Saturday, June 23, 2012

HACHIKO

Cerita singkat tentang Hachi
 
Di kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung seekor anjing yang sangat termasyhur. Patung ini dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk mengenang kesetiaan seekor anjing bernama Hachiko kepada tuannya.
Kisah kesetiaan Hachiko ini sudah pernah difilmkan di Jepang, dan kali ini muncul film yang sama dalam versi Amerika. Cerita diawali dengan seorang siswa SD bernama Ronnie. Ia sedang menyampaikan pendapatnya di depan kelas tentang siapa pahlawannya. Ronnie menyebutkan nama Hachiko, kemudian ia menceritakan tentang perjalanan hidup Hachiko, anjing milik kakeknya.

Kisahnya terjadi jauh sebelum Ronnie dilahirkan. Saat pulang kerja, sang kakek, Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan seekor anjing lucu di stasiun kereta. Anjing berjenis Akita Inu tanpa nama ini diperlihatkan berasal dari negeri Jepang dan dikirimkan ke Amerika tanpa alamat yang jelas, hingga anjing kecil ini terdampar di Stasiun Bedridge lalu terlepas.

Prof Parker memutuskan untuk membawa anjing kecil ini ke rumah setelah usaha menemukan pemiliknya tidak berhasil. Cate (Joan Allen), istri Parker awalnya tidak setuju di rumahnya ada anjing, namun pendirian Cate berubah ketika melihat kedekatan Parker juga putrinya, Andy Wilson (Sarah Roumer) ketika bermain bersama anjing kecil tersebut.

Dari huruf kanji yang tertulis pada kalung yang dikenakannya, anjing kecil ini kemudian diberi nama Hachiko. Anjing lucu ini bertumbuh semakin besar bersama keluarga profesor. Suatu pagi saat Prof Parker berangkat ke kampusnya untuk mengajar, Hachiko tiba-tiba melarikan diri dari kandangnya dan berniat untuk mengantar Prof Parker sampai ke stasiun. Pertama kali hal ini cukup merepotkan, namun akhirnya Hachiko diijinkan untuk menemani Prof Parker ke stasiun setiap pagi.

Dan ketika sore hari, saat Hachiko mendengar suara kereta api, ia segera berlari menuju stasiun terus duduk manis di bundaran depan pintu stasiun untuk menyambut kedatangan tuannya. Kepintaran Hachiko dan kesetiaanya pada tuannya membuat orang-orang di stasiun merasa kagum.

Kebiasaan Hachiko tersebut berlangsung terus setiap hari, hingga suatu saat Prof Parker akan berangkat bekerja, ada yang tak biasa ditunjukkan oleh Hachiko. Ia tampak malas mengantar Prof Parker ke stasiun. Namun akhirnya Prof Parker berhasil membujuk untuk mengantarnya ke stasiun dengan menggunakan umpan bola kesayangan Hachiko. Sesampai di stasiun, seperti biasa Hachiko segera disuruh pulang oleh Prof Parker dan di sinilah akhir perjumpaan Hachiko dengan tuannya.

Di kampus, Prof Parker mendapat serangan jantung dan meninggal saat memberikan mata kuliah piano di depan mahasiswanya. Hachiko sore itu kembali menunggu Prof Parker keluar dari pintu stasiun, namun hingga malam hari Prof Parker tak kunjung datang.

Namun Hachiko tetap setia menunggu. Ia tidak menyadari tuannya telah tiada. Segala bujukan tidak membuatnya berhenti untuk menunggu di depan pintu stasiun. Hachiko mulai menghabiskan hari-harinya di Bedridge, ia mendapat makanan dari teman-teman Prof Parker. Sore hari jam lima Hachiko selalu duduk dan menunggu Prof Parker kembali, malam harinya ia tidur di bawah lokomotif tua.

Sembilan tahun berlalu, Cate Wilson yang sudah pindah kota lain, datang kembali ke kota asalnya untuk berziarah ke makam suaminya dan menemui Hachiko masih setia menanti Prof Parker di stasiun. Cate begitu kagum dan terharu melihat kesetiaan dan pengabdian Hachiko yang luar biasa.

Sebuah pelajaran yang indah tentang arti sebuah kesetiaan. Hachiko hanyalah seekor hewan namun kesetiaan kepada tuannya melebihi kesetiaan manusia yang seringkali mengecewakan.

No comments:

Post a Comment