Cerita singkat tentang Hachi
Di kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun
Kereta Api Shibuya, terdapat patung seekor anjing yang sangat
termasyhur. Patung ini dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk
mengenang kesetiaan seekor anjing bernama Hachiko kepada tuannya.
Kisah
kesetiaan Hachiko ini sudah pernah difilmkan di Jepang, dan kali ini
muncul film yang sama dalam versi Amerika. Cerita diawali dengan seorang
siswa SD bernama Ronnie. Ia sedang menyampaikan pendapatnya di depan
kelas tentang siapa pahlawannya. Ronnie menyebutkan nama Hachiko,
kemudian ia menceritakan tentang perjalanan hidup Hachiko, anjing milik
kakeknya.
Kisahnya terjadi jauh sebelum Ronnie dilahirkan.
Saat pulang kerja, sang kakek, Profesor Parker Wilson (Richard Gere)
menemukan seekor anjing lucu di stasiun kereta. Anjing berjenis Akita Inu
tanpa nama ini diperlihatkan berasal dari negeri Jepang dan dikirimkan
ke Amerika tanpa alamat yang jelas, hingga anjing kecil ini terdampar di
Stasiun Bedridge lalu terlepas.
Prof Parker memutuskan
untuk membawa anjing kecil ini ke rumah setelah usaha menemukan
pemiliknya tidak berhasil. Cate (Joan Allen), istri Parker awalnya tidak
setuju di rumahnya ada anjing, namun pendirian Cate berubah ketika
melihat kedekatan Parker juga putrinya, Andy Wilson (Sarah Roumer)
ketika bermain bersama anjing kecil tersebut.
Dari huruf
kanji yang tertulis pada kalung yang dikenakannya, anjing kecil ini
kemudian diberi nama Hachiko. Anjing lucu ini bertumbuh semakin besar
bersama keluarga profesor. Suatu pagi saat Prof Parker berangkat ke
kampusnya untuk mengajar, Hachiko tiba-tiba melarikan diri dari
kandangnya dan berniat untuk mengantar Prof Parker sampai ke stasiun.
Pertama kali hal ini cukup merepotkan, namun akhirnya Hachiko diijinkan
untuk menemani Prof Parker ke stasiun setiap pagi.
Dan
ketika sore hari, saat Hachiko mendengar suara kereta api, ia segera
berlari menuju stasiun terus duduk manis di bundaran depan pintu stasiun
untuk menyambut kedatangan tuannya. Kepintaran Hachiko dan kesetiaanya
pada tuannya membuat orang-orang di stasiun merasa kagum.
Kebiasaan
Hachiko tersebut berlangsung terus setiap hari, hingga suatu saat Prof
Parker akan berangkat bekerja, ada yang tak biasa ditunjukkan oleh
Hachiko. Ia tampak malas mengantar Prof Parker ke stasiun. Namun
akhirnya Prof Parker berhasil membujuk untuk mengantarnya ke stasiun
dengan menggunakan umpan bola kesayangan Hachiko. Sesampai di stasiun,
seperti biasa Hachiko segera disuruh pulang oleh Prof Parker dan di
sinilah akhir perjumpaan Hachiko dengan tuannya.
Di
kampus, Prof Parker mendapat serangan jantung dan meninggal saat
memberikan mata kuliah piano di depan mahasiswanya. Hachiko sore itu
kembali menunggu Prof Parker keluar dari pintu stasiun, namun hingga
malam hari Prof Parker tak kunjung datang.
Namun Hachiko
tetap setia menunggu. Ia tidak menyadari tuannya telah tiada. Segala
bujukan tidak membuatnya berhenti untuk menunggu di depan pintu stasiun.
Hachiko mulai menghabiskan hari-harinya di Bedridge, ia mendapat
makanan dari teman-teman Prof Parker. Sore hari jam lima Hachiko selalu
duduk dan menunggu Prof Parker kembali, malam harinya ia tidur di bawah
lokomotif tua.
Sembilan tahun berlalu, Cate Wilson yang
sudah pindah kota lain, datang kembali ke kota asalnya untuk berziarah
ke makam suaminya dan menemui Hachiko masih setia menanti Prof Parker di
stasiun. Cate begitu kagum dan terharu melihat kesetiaan dan pengabdian
Hachiko yang luar biasa.
Sebuah pelajaran yang indah
tentang arti sebuah kesetiaan. Hachiko hanyalah seekor hewan namun
kesetiaan kepada tuannya melebihi kesetiaan manusia yang seringkali
mengecewakan.
No comments:
Post a Comment