Wednesday, May 2, 2012

PRINSIP PRINSIP DIMENSI MORAL DALAM KEPERAWATAN OTONOMI


MAKALAH
ETIKA KEPERAWATAN
PRINSIP PRINSIP DIMENSI MORAL DALAM KEPERAWATAN OTONOMI

 


Disusun oleh :
Kelompok I tingkat 1c
Adi Havis Saputra
Aria Wulandari
Tegar Rezi Aprian
Viona Veronica

Dosen : Yanti Sutriyanti, SKM, M.Kes





KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
TAHUN AJARAN 2011/2012
DAFTAR ISI

      HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………….....
      KATA PENGANTAR …………………………………………………………   ……………...
      DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..........

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………….…………….
C.    Tujuan……………………………………………………………………………….      

BAB II PEMBAHASAN  
A.    Tinjauan Teori………………..……………………………………………………..
B.     Keterkaitan Otonomi………..………………………………………………………
C.     Tinjauan Kasus………..…………………………………………………………….

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………
B.     Saran………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA












\
KATA PENGANTAR


                 Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Etika Keperawatan yang membahas tentang “Prinsip-prinsip Dimensi Moral dalam Keperawatan Otonomi”.
                 Dan tak lupa pula shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, yang talah membawa sinar kebenaran yang tak kunjung padam dalam mengarungi hidup menuju akhirat.
                 Terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan maaah ini..
                 Kami juga menyadari makalah  ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam perbaikan makalah kami selanjutnya.









Curup,  April 2012

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam prinsip-prinsip dimensi moral dalam keperawatan otonomi ini didasarkan pada  keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek seseorang , atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Hal yang sangat melatar belakangi prinsip ini adalah saat perawat menghargai hak-hak klien atau pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Hukum Islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh sewenang wenang pada kaum yang lemah, Allah ta’ala berfirman dalam Adh Dhuha 9-10, “ Adapun terhadap anak yatim,maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang dan terhadap peminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. (Nawawi,1999).
Demikianlah, orang miskin, yatim piatu dan orang yang dalam kondisi sakit adalah orang yang lemah, sehingga apabila kita tidak menghormati dan sewenang-wenang maka kita telah berbuat dzalim. Maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa menghargai hak-hak klien atau pasien dan tidak melakukan kewenangan sendiri tanpa sepengetahuan pasien.











B.     Rumusan Masalah

1.      Jelaskan pengertian otonomi dalam prinsip keperawatan !
2.      Jelaskan keterkaitan otonomi keperawatan !
3.      Jelaskan aplikasi atau kasus yang berhubungan dengan otonomi keperawatan !


C.    Tujuan
ü  Untuk mengetahui otonomi dalam keperawatan
ü  Untuk mengetahui keterkaitan otonomi keperawatan
ü  Mengetahui aplikasi mengenai otonomi keperawatan


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Tinjauan Teori
Autonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. ( John Stone, 1989 )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Perawat harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.

Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
a. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya
b. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien      dalam       membuat suatu pilihan.
c. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
d. Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki informasi tersebut.
e. Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskannya.
Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini contohnya adalah seorang perawat apabila akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomi ini dilanggar ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan dilakukannya, tidak menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi bisa dilakukan di pantat kanan atau kiri dan sebagainya. Perawat dalam hal ini telah bertindak sewenang-wenang pada orang yang lemah. Hukum islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh sewenang-wenang pada kaum yang lemah, Allah ta’ala berfirman dalam Adh Dhuha 9-10, “ Adapun terhadap anak yatim,maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang dan terhadap peminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya. (Nawawi,1999). Demikianlah, orang miskin, yatim piatu dan orang yang dalam kondisi sakit adalah orang yang lemah, sehingga apabila kita tidak menghormati dan sewenang-wenang maka kita telah berbuat dzalim kepadanya

Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri dan mengatur diri sendiri. Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Prinsip otonomi sangat penting dalam keperawatan. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien tersebut.


B.     Keterkaitan Otonomi

Dalam keterkaitan otonomi ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi perawat di rumah sakit diantaranya adalah:

1) Faktor kebijakan rumah sakit yang tidak memiliki kerangka dan batasan kerja untuk  perawat.
 2) belum adanya sistem registrasi yang mapan dan
3) persoalan kode etik.

Segala bentuk praktek pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat terkesan tidak terikat oleh kode etik profesi. Kelemahan diunsur otonomi profesi ini mendudukkan perawat pada posisi yang lemah. Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat didukung oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress kerja yang dialami perawat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat antara lain adalah: kondisi pasien, jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien serta waktu yang diperlukan untuk setiap tindakan keperwatan terhadap pasien baik secara langsung maupun tudak langsung

Otonomi adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah profesi, pemberian otonomi yang sesuai standar keperawatan akan memberikan kepuasan tersendiri pada perawat dan juga dapat menunjukkan profesionalisme profesi.keperawatan. Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat didukung oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress kerja yang dialami perawat yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat terhadap kepuasan kerja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana pada shif pagi. Hasil penelitian yang menggunakan uji stastitik regresi linier ganda dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa semakin tinggi otonomi maka semakin tinggi kepuasan kerja perawat dan semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah kepuasan kerja yang dimiliki perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di Ruang XX. sehingga diperlukan suatu kebijakan tentang pengelolaan beban kerja yang adekuat oleh manajemen rumah sakit.

C.       Tinjauan Kasus
Disebuah rumah sakit, terjadi sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh perawat. Dimana perawat tersebut melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang diterapkan. Sehingga perawat tersebut harus menaggung akibat dari perbuatan yang dilakukannya.

Begilah ceritanya” : pada pagi hari tepatnya hari rabu di sebuah rumah sakit, seorang perawat masuk ke ruangan 07. Tepatnya diruangan pasien yang bernama Risman Pakaya (Iman), untuk melakukan tindakan keperawatan kepadanya. Akan tetapi sangat disayangkan tindakan yang dilakukan sangat-sangat melanggar aturan. Dimana perawat memberikan obat tanpa konfirmasi dokter yang berhak menentukan resep obat yang akan diberikan.



Akhirnya dengan tindakan yang dilakukannya, orang tua pasien menjadi bingung dan terheran-heran terhadap tindakan yang dilakukan perawat tersebut. Kemudian orang tua pasien memberitahukan hal ini kepada kepala ruangan di rumah sakit tersebut. Dan akhirnya kepala ruangan memanggil perawat tersebut, dan pada akhirnya pasien langsung ditangani oleh dokter. Akhirnya perawat pun mendapatkan sangsi atas tindakan yang dilakukannya tanpa memikirkan akibat yang akan diterimanya.
Percakapan (dialog)
Perawat Adi           : Assalamualaikum…siang Bu, Pak. Perkenalkan saya Andris Abdurahman, disini saya ditugaskan untuk melakukan tindakan keperawatan kepada anak bapak.
Ibu Aria                 : Waalaikumsalam…Silahkan pak mantri!!!
Perawat Adi           : Permisi dik, saya akan memberikan obat kepada adik. Supaya adik lekas sembuh
Andri median         : iya pak mantri.
Bapak Pajar            : Mama, perasaan kita belum diberi resep dari dokter!! trus kenapa pak mantri sudah memberikan obat pada anak kita barusan.
Ibu Aria                 : Iya papa, mama juga tadi bingung.
Bapak Pajar            : Bagaimana kalau kita langsung tanyakan kepada kepala ruangan , ma??
Ibu Aria                 : Iya papa..kita pergi ke ruangannya sekarang.
Bapak Pajar            : Assalamualaikum…permisi pak.
Ka.Ru Tegar          : Waalaikumsalam…ada yang bisa saya bantu pak???
Bapak Pajar            : Begini pak. “tadi ada perawat yang melakukan tindakan kepada anak saya di ruangan 07. Tapi saya dan istri saya bingung. Karena perawat itu langsung memberikan obat kepada anak saya. Sedangkan kita berdua belum dapat resep dari dokter.
Ka.Ru Tegar          : Oh baiklah pak/bu, nanti saya akan memanggil perawat tersebut. Kalau boleh saya tau, siapa nama perawatnya?
Ibu Aria                 : Namanya Adi Havis Saputra,  pak.
Ka.Ru Tegar          : Baiklah…nanti saya akan hubungi kembali bapak dan ibu.
Bapak Pajar            : Terima kasih banyak pak.
Ka.Ru Tegar          : Sama-sama.
Perawat Adi           : Assalamualaikum pak.( saat memasuki ruangan untuk peringatan )
Ka.Ru Tegar          : waalaikumsalam…silahkan duduk!! Saya sangat menyesalkan perbuatan anda kemarin. Tindakan anda telah sampai keatasan. Ini surat peringatan dari atasan untuk anda, harusnya ini jadi pelajaran berharga untuk anda. Saya harap anda tak akan lagi mengulangi perbuatan anda.
Perawat Adi           : Saya janji tak akan mengulanginya lagi.
Ka.Ru Tegar          : Sebaiknya begitu, karena setelah ini tidak ada surat peringatan lagi untuk anda. Baiklah, anda boleh tinggalkan ruangan ini.
Perawat Adi           : Terima kasih pak.
Ka.Ru Tegar          : Baiklah, pak/bu..perawatan terhadap anak ibu sekarang ini saya serahkan langsung kepada dokter Viona Veronica.
Bapak Pajar            : Iya pak..terima kasih banyak.
Dr. Viona               : Baiklah, pak..dalam beberapa waktu ini, Insya Allah saya akan melakukan tindakan sekaligus pemeriksaan yang intensif kepada anak bapak.
Ibu Aria                 : Iya dok. Terima kasih banyak atas bantuannya.
Dr. Viona               : Sama-sama bu..itu memang sudah kewajiban saya sebagai tenaga kesehatan yang bertugas membantu setiap yang membutuhkan. Kalau begitu saya permisi dulu bu..nanti saya kesini lagi untuk melakukan pemeriksaan kepada anak ibu.
Ibu Aria                 : Iya dok.
Dr. Viona               : Baiklah bu, saya permisi.. selamat siang

Nama-nama Pemeran
Adi Havis              : Perawat
Tegar Rezi Aprian  : Kepala Ruang
Aria Wulandari      : Ibu pasien
Pajar Basuki           : Bapak pasien
Viona Veronica      : Dokter
Andri Median        : Pasien
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri sebagai prinsip dasar perawat dalam memberikan tindakan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu ataupun keputusan  bagi dirinya. Perawat juga harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Karena dalam dunia keperawatan , perawat harus mengetahui hak-hak pasien, serta adanya aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam dunia keperawatan.
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami dari penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan ,maka dari itu kami mohon kritik dan sarannya agar makalah kami bisa lebih sempurna.