DEFINISI
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm
dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan
oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi
kupu-kupu. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir
tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan
suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan
metabolisme tubuh.
Hormon tiroid
mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:
1.merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan
protein
2.Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Jika sel-sel bekerja
lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk menghasilkan
hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang
terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan
mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa
yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk
kembali menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh memiliki
mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.Hipotalamus(terletak
tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkanthyrotropin-releasing
hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating
hormone(TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Jika jumlah hormon tiroid
dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH
dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah
berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini
disebut mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid terdapat
dalam 2 bentuk:
1.
Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme
tubuh.
2.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk
aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif,
sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4
menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu. Sebagian besar T4 dan T3
terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak
terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon
tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid
berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama secara benar:
- hipotalamus
- kelenjar hipofisa
- hormon tiroid
(ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di dalam hati
serta organ lainnya).
GEJALA
Gejala-gejala penyakit
tiroid
Hipertiroidisme
|
Hipotiroidisme
|
Denyut jantung yg cepat
|
Denyut nadi yg lambat
|
Tekanan darah tinggi
|
Suara serak
|
Kulit lembat & berkeringat
banyak
|
Berbicara menjadi lambat
|
Gemetaran
|
Alis mata rontok
|
Gelisah
|
Kelopak mata turun
|
Nafsu makan bertambah disertai
penambahan berat badan
|
Tidak tahan cuaca dingin
|
Sulit tidur
|
Sembelit
|
Sering buang air besar & diare
|
Penambahan berat badan
|
Lemah
|
Rambut kering, tipis, kasar
|
Kulit diatas tulang kering
menonjol & menebal
|
Kulit kering, bersisik, tebal,
kasar
Kulit diatas tulang kering menebal & menonjol |
Mata membengkak, memerah &
menonjol
|
Sindroma terowongan karpal
|
Mata peka terhadap cahaya
|
Kebingungan
|
Mata seakan menatap
|
Depresi
|
Kebingungan
|
Demensia
|
DIAGNOSA
Untuk mengetahui
fungsi kelenjar tiroid, bisa dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Salah
satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pengukuran kadar TSH di
dalam darah. Hormon ini merangsang kelenjar tiroid, karena itu jika kelenjar
tiroid kurang aktif maka kadar hormon ini tinggi; sedangkan jika kelenjar
tiroid terlalu aktif , maka kadar hormon ini rendah.
Biasanya pemeriksaan
yang perlu dilakukan adalah pengukuran kadar TSH dan kadar T4 yang bebas dalam
darah. Tetapi bisa juga dilakukan pengukuran kadar protein globulin
pengikat tiroksin, karena kadar protein yang abnormal bisa menimbulkan
kesalahpahaman dalam menilai kadar hormon tiroid total.
Penderita penyakit ginjal,
beberapa penyakit keturunan atau pemakaiansteroid anabolikmemiliki kadar
globulin pengikat tiroksin yang rendah. Sebaliknya, wanita hamil, pemakai pil
KB atau estrogen lainnya, penderita hepatitis stadium awal dan
beberapa penyakit lainnya, memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang
tinggi.
Beberapa pemeriksaan
bisa dilakukan pada kelenjar tiroid. Jika diduga terdapat pertumbuhan di dalam
kelenjar tiroid, dilakukan pemeriksaan USG, untuk menentukan apakah
pertumbuhan ini berupa cairan atau padat. Skeningkelenjar tiroid
dengan yodium radioaktif atau teknetium, bisa menunjukkan kelainan fisik pada
kelenjar tiroid. Skening tiroid juga bisa membantu menentukan apakah fungsi
dari suatu daerah tiroid bersifat normal, terlalu aktif atau kurang aktif.
Jika masih belum yakin
apakah kelainannya terletak pada kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa, maka
dilakukan pemeriksaan perangsangan fungsional. Pada salah satu dari pemeriksaan
ini dilakukan penyuntikan thyrotropin-releasing hormone intravena dan
pemeriksaan darah untuk mengukur respon dari kelenjar hipofisa
No comments:
Post a Comment